Bagi pengemban dakwah, tazkiyah an-nafs yang terpenting untuk dipupuk dan disuburkan kembali pada bulan Ramadhan ini adalah sikap istiqamah dalam mengarungi medan agung, yakni medan dakwah; baik keistiqamahan dalam menapaki jejak metode dakwah Rasulullah maupun keistiqamahan dalam menghadapi berbagai risiko dan rintangan di dalamnya.
Rintangan dalam dakwah merupakan sunnatullah yang telah dialami para nabi dan rasul terdahulu dan para pengikutnya. Nabi Muhammad Saw, para sahabat, tabi’in yang telah memikul risiko berat ketika berdakwah.
Karena itu logis jika dakwah Islam sering dihadapkan pada penentangan masyarakat yang merasa tidak sejalan atau bahkan ’terancam’ dengan dakwah.
Ketika para pengemban dakwah bersama umat melakukan pergolakan pemikiran (shira’ al-fikri) untuk menentang ideologi, peraturan-peraturan dan ide-ide kufur serta menentang kezaliman para penguasa maka bisa dipastikan berbagai kesulitan dan rintangan akan segera menghampirinya.
Puasa Ramadhan telah membina setiap Muslim untuk menjaga keistiqamahan, yakni tetap menahan haus dan lapar pada siang hari meskipun di hadapannya ada sajian minuman segar dan makanan lezat, karena semata-mata untuk mentaati perintah Allah SWT.
Demi menjalankan perintah Allah pulalah para pengemban dakwah harus tetap istiqamah berjalan di atas metode dakwah Rasulullah, betapapun beratnya risiko dan rintangan yang harus dihadapi. Hal itu tentu saja disertai dengan keimanan dan keyakinan bahwa kemenangan pada akhirnya akan berada di pihak umat Islam melalui tegaknya Daulah Islamiyah.
Selengkapnya http://
0 komentar: