19.51
Kekerasan seksual pada wanita dan anak-anak di tanah air setiap tahun kian meningkat. Menurut catatan Komnas Perempuan dalam waktu 13 tah...
Kekerasan seksual pada wanita dan anak-anak di tanah air setiap tahun
kian meningkat. Menurut catatan Komnas Perempuan dalam waktu 13 tahun
terakhir kasus kekerasan seksual berjumlah 93.960 kasus dari total
400.939 kasus kekerasan yang dilaporkan. Artinya, setiap hari ada 20
perempuan menjadi korban kekerasan seksual.
Hal yang
paling mengerikan bagi korban, pelaku kebanyakan berasal dari orang
terdekat. Terakhir terungkap pelaku pemerkosa bocah pemulung di Bekasi
adalah ayah kandungnya sendiri. Korban sendiri sudah meninggal akibat
penyakit radang otak yang disebabkan penyakit gonorhea yang ditularkan
sang ayah.
Sulit membayangkan bahwa wanita dan anak-anak
menjadi demikian mudah dimangsa oleh para predator yang keji. Akan
tetapi sistem sosial yang telah berkiblat pada liberalisme di mana
rangsangan seksual terhadap masyarakat demikian mudah didapat tidaklah
membuat kita menjadi heran. Pornografi demikian menyebar di tengah
penduduk lebih cepat ketimbang epidemi penyakit menular manapun.
Para wanita juga tidak merasa risih lagi menampakkan auratnya di
mana-mana. Keadaan ini mendorong banyak lelaki untuk mencari pelampiasan
seksual termasuk dengan cara yang menjijikkan seperti mencabuli
anak-anak.
Maka kita mempertanyakan, di manakah keseriusan
demokrasi dan liberalisme dalam melindungi kaum wanita dan anak-anak?
Justru setiap tahun jumlah korban semakin bertambah. Inilah buah pahit
yang harus dirasakan oleh masyarakat, khususnya para wanita dan
anak-anak. Mereka kehilangan rasa aman dalam naungan demokrasi dan
liberalisme.
Bukankah sudah saatnya kini umat mengganti
liberalisme dengan syariat Islam yang akan menciptakan sistem pergaulan
sosial yang sehat, melindungi wanita serta memberikan sanksi keras bagi
para pelaku? Karena hanya syariat Islam yang sanggup memberikan
perlindungan maksimal kepada kaum wanita dan anak-anak.
Selengkapnya http://hizbut-tahrir.or.id/2013/01/29/predator-berkeliaran-memangsa-wanita-dan-anak-anak-di-alam-liberalisme/
Unknown
20.33
Sektor pendidikan masih kerap menjadi sasaran tindak korupsi. Dari hasil pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) korupsi anggaran di s...
Sektor pendidikan masih kerap menjadi sasaran tindak korupsi. Dari
hasil pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) korupsi anggaran di
sektor ini selama 2006-2015 mencapai Rp 1,3 triliun. Penggelapan menjadi
modus yang paling kerap digunakan untuk mencuri uang di sana.
Dari penelusuran ICW ditemukan 17 obyek yang rentan korupsi. Sarana dan prasana
sekolah merupakan sumber dana yang paling banyak dicuri. Kepala dan
Pegawai Dinas Pendidikan menjadi pejabat publik yang paling banyak
terlibat.
Setidaknya ditemukan 425 kasus korupsi terkait
anggaran pendidikan dalam satu dekade dengan nilai suap mencapai Rp 55
miliar. Menurut Wana Alamsyah, peneliti ICW, sebanyak 411 kasus korupsi
telah ditangani dan masuk ke tahap penyidikan oleh penegak hukum.
Jumlah kasus tersebut melibatkan 618 tersangka yang kini ditangani Kejaksaan, Kepolisian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Anggaran pendidikan di Indonesia naik setiap tahunnya. Sayangnya
kenaikan itu justru dibarengi dengan penyelewengan dan pengelolaan dana.
Menurut Siti Juliantari, peneliti ICW, tidak ada dana pendidikan yang
lolos dari tindak korupsi. (katadata.co.id, 23/5/2016)
Sumber http://hizbut-tahrir.or.id/2016/05/24/korupsi-sektor-pendidikan-rugikan-negara-rp-13-triliun/
Unknown
00.54
Bagi pengemban dakwah, tazkiyah an-nafs yang terpenting untuk dipupuk dan disuburkan kembali pada bulan Ramadhan ini adalah sikap istiqa...
Bagi pengemban dakwah, tazkiyah an-nafs yang terpenting untuk dipupuk
dan disuburkan kembali pada bulan Ramadhan ini adalah sikap istiqamah
dalam mengarungi medan agung, yakni medan dakwah; baik keistiqamahan
dalam menapaki jejak metode dakwah Rasulullah maupun keistiqamahan dalam
menghadapi berbagai risiko dan rintangan di dalamnya.
Rintangan dalam dakwah
merupakan sunnatullah yang telah dialami para nabi dan rasul terdahulu
dan para pengikutnya. Nabi Muhammad Saw, para sahabat, tabi’in yang
telah memikul risiko berat ketika berdakwah.
Karena itu logis
jika dakwah Islam sering dihadapkan pada penentangan masyarakat yang
merasa tidak sejalan atau bahkan ’terancam’ dengan dakwah.
Ketika para pengemban dakwah bersama umat melakukan pergolakan pemikiran
(shira’ al-fikri) untuk menentang ideologi, peraturan-peraturan dan
ide-ide kufur serta menentang kezaliman para penguasa maka bisa
dipastikan berbagai kesulitan dan rintangan akan segera menghampirinya.
Puasa Ramadhan telah membina setiap Muslim untuk menjaga keistiqamahan,
yakni tetap menahan haus dan lapar pada siang hari meskipun di
hadapannya ada sajian minuman segar dan makanan lezat, karena
semata-mata untuk mentaati perintah Allah SWT.
Demi menjalankan
perintah Allah pulalah para pengemban dakwah harus tetap istiqamah
berjalan di atas metode dakwah Rasulullah, betapapun beratnya risiko dan
rintangan yang harus dihadapi. Hal itu tentu saja disertai dengan
keimanan dan keyakinan bahwa kemenangan pada akhirnya akan berada di
pihak umat Islam melalui tegaknya Daulah Islamiyah.
Selengkapnya http://hizbut-tahrir.or.id/2010/08/20/ramadhan-dan-sikap-istiqamah-dalam-dakwah/
Unknown
00.51
Spiritualitas sebagian umat Islam pada bulan #Ramadhan memang meningkat. Mereka sibuk memperbanyak ibadah ritual pada bulan Ramadhan in...
Spiritualitas sebagian umat Islam pada bulan #Ramadhan
memang meningkat. Mereka sibuk memperbanyak ibadah ritual pada bulan
Ramadhan ini. Namun sayang, sebagian dari mereka tidak terlihat sibuk
dalam masalah keumatan.
Keshalihannya hanya terlihat dalam
aspek pribadi dan ibadahnya saja. Adapun dalam masalah
sosial-kemasyarakatan, yakni kepedulian terhadap nasib urusan umat/rakyat secara keseluruhan, tidak terlihat.
Pada bulan #Ramadhan, kita juga masih bisa menyaksikan bagaimana
individu-individu Muslim yang secara pribadi terlihat shalih masih
melakukan hal-hal yang itu sesungguhnya bertentangan dengan syariah
Islam.
Bagaimana mudahnya kita melihat para wanita Muslimah
yang menuju ke Masjid untuk melaksanakan ibadah shalat, khususnya shalat
tarawih berjamaah, tidak menutup aurat. Auratnya hanya di tutup saat
melaksanakan ibadah shalat. Sehabis shalat, aurat kembali terlihat.
Kita juga dengan mudahnya bisa melihat bagaimana sebagian umat Islam
masih mempraktikkan muamalah ribawi. Padahal banyak sekali dalil yang
menunjukan betapa besarnya dosa riba.
Rasulullah SAW bersabda,
“Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan dosanya adalah seperti
seseorang yang menzinai ibunya sendiri (HR al-Hakim dalam Al-Mustadrak
dan al-Baihaqi dalam Su’ab al-Imân)
Bulan #Ramadhan juga
identik dengan istilah ngabuburit atau buka puasa bersama. Sayang, itu
dilakukan juga dengan yang bukan mahram, bahkan bersama pacar.
Astaghfirullah! Terjadilah ikhtilath, sedangkan ikhtilath jelas-jelas
diharamkan di dalam Islam.
Inilah salah satu bentuk Sekulerisasi di Bulan Ramadhan, Nah apalagi contoh Sekulerisasi di bulan Ramadhan?
Baca selengkapnya di https://hizbut-tahrir.or.id/2016/05/31/sekularisasi-ramadhan/
Unknown
19.17
Perkosaan dalam bahasa Arab disebut al wath`u bi al ikraah (hubungan seksual dengan paksaan). Jika seorang laki-laki memerkosa seorang pe...
Perkosaan dalam bahasa Arab disebut al wath`u bi al ikraah (hubungan seksual dengan paksaan). Jika seorang laki-laki memerkosa seorang perempuan, seluruh fuqaha sepakat perempuan itu tak dijatuhi hukuman zina (had az zina), baik hukuman cambuk 100 kali maupun hukuman rajam.
Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkan dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al An’am: 145)
Sabda Nabi SAW, ”Telah diangkat dari umatku (dosa/sanksi) karena ketidaksengajaan, karena lupa, dan karena apa-apa yang dipaksakan atas mereka.” (HR Thabrani dari Tsauban. Imam Nawawi menilainya hasan)
Pembuktian perkosaan sama dengan pembuktian zina, yaitu dengan salah satu dari tiga bukti terjadinya perzinaan;
Pertama, pengakuan orang yang berbuat zina sebanyak empat kali secara jelas, dan tidak menarik pengakuannya hingga selesainya eksekusi hukuman. Kedua, kesaksian empat laki-laki Muslim adil dan merdeka yang mempersaksikan satu perzinaan pada waktu dan tempat yang sama. Ketiga, kehamilan pada perempuan tak bersuami.
Jika seorang perempuan mengklaim di hadapan hakim bahwa dirinya telah diperkosa oleh seorang laki-laki, sebenarnya dia telah melakukan qadzaf kepada laki-laki itu. Kemungkinan hukum syara’ yang diberlakukan oleh hakim dapat berbeda-beda sesuai fakta.
Pertama, jika perempuan itu mempunyai bukti perkosaan, maka laki-laki itu dijatuhi hukuman zina, yaitu dicambuk 100 kali jika dia bukan muhshan, dan dirajam hingga mati jika dia muhshan.
Kedua, jika perempuan itu tak mempunyai bukti, maka dilihat dahulu; jika laki-laki yang dituduh itu orang baik-baik yang menjaga diri dari zina, maka perempuan itu dijatuhi hukuman menuduh zina, yakni 80 kali cambukan. Jika laki-laki yang dituduh itu orang fasik, bukan orang baik-baik yang menjaga diri dari zina, maka perempuan itu tak dijatuhi hukuman menuduh zina. Wallahu a’lam.
Selengkapnya baca http://hizbut-tahrir.or.id/2016/05/21/hukum-perkosaan-dalam-islam-2/
Unknown
19.14
Buletin Al-Islam edisi 811, 12 Ramadhan 1437 H – 17 Juni 2016 M Mewujudnya ketakwaan dalam pribadi seorang mukmin merupakan hikmah dari ...
|
Buletin Al-Islam edisi 811, 12 Ramadhan 1437 H – 17 Juni 2016 M |
Mewujudnya ketakwaan dalam pribadi seorang mukmin merupakan hikmah dari kewajiban berpuasa#Ramadhan di dalam Islam (QS.2:183)
Perlu diingat, selain membangun ketakwaan individu Rasulullah saw juga membangun ketakwaan komunal dalam seluruh sendi kehidupan. Ketakwaan ini harus ada di manapun kita berada dan ketika kita mengerjakan amal apapun dalam kehidupan ini.
Sebenarnya Ramadhan tidak hanya mengajarkan aspek spiritual yang bersifat individual, namun juga harus diwujudkan dalam kehidupan komunal umat Islam. Kita harus selalu menyadari hubungan kita dengan Allah (idrak shilah bilLâh) saat menjalankan aktivitas apapun dalam hidup ini. Inilah salah satu nilai ketakwaan yang diajarkan di bulan Ramadhan.
Syaikh Atha’ Abu Rasytah, dalam Taysîr fî Ushûl at-Tafsîr terkait ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menjadikan takwa sebagai hikmah berpuasa. Takwa adalah takut pada Allah, taat kepada-Nya serta menyiapkan diri untuk bertemu dengan-Nya.
Sebagian Sahabat Nabi saw, mendefinisikan takwa adalah takut pada Allah Yang Mahaagung, mengamalkan al-Quran dan menyiapkan diri untuk menghadapi Hari Kebangkitan.
Dari definisi takwa tersebut jelaslah bahwa ketakwaan akan terwujud dengan mengamalkan al-Quran, menerapkan hukum-hukumnya (syariah Islam) dalam kehidupan (dustûr al-hayah), hal ini hanya mampu diwujudkan dengan cara menformalkannya dalam institusi Khilafah Islamiyah.
Itu artinya kekuasaan dan penguasa umat Islam haruslah menerapkan hukum-hukum al-Quran (#syariah Islam) secara menyeluruh sebagai hukum formal untuk mengatur semua urusan masyarakat.
Hal itu tidak akan terealisasi kecuali dalam sistem Islam yaitu #Khilafah Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian. Sehingga, kita wajib memperjuangkannya bersama-sama sebagai wujud ketakwaan kita pada Allah SWT.
Selengkapnya http://hizbut-tahrir.or.id/2016/06/17/menerapkan-al-quran-wujud-ketakwaan/
Unknown
07.54
Kewajiban #dakwah tidak dikhususkan dilakukan pada waktu tertentu saja. #Dakwah harus dilaksanakan kapanpun dan dimana pun. Hanya saja, ...
Kewajiban #dakwah tidak dikhususkan dilakukan pada waktu tertentu saja. #Dakwah harus dilaksanakan kapanpun dan dimana pun. Hanya saja, di bulan #Ramadhan ini aktivitas #dakwah perlu mendapat perhatian lebih karena beberapa alasan:
Pertama, #Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an (QS. Al Baqarah[2]:185) sebagai petunjuk, penjelas-penjelas bagi petunjuk tersebut dan pembeda antara yang hak dengan yang batil. Seluruh fungsi Al Qur’an yang dinyatakan dalam ayat ini tidak mungkin bisa diperoleh manusia tanpa memahami isinya.
Kedua, nuansa keimanan di bulan #Ramadhan relatif lebih besar dibanding di bulan lain. Orang-orang yang berpuasa berkeinginan untuk mengisi bulan ini dengan berbagai ‘amal shalih seperti infaq shadaqah, membaca Al Qur’an termasuk mengkaji ilmu-ilmu Islam dan mengajarkannya. Semangat beramal shalih ini diharapkan kondusif untuk semakin tersebarnya syi’ar #Islam.
Ketiga, fakta semarak #Ramadhan sekarang hanya dipenuhi aktivitas seremonial belaka dan dominan unsur canda bahkan terkesan main-main. Sekadar menunggu berbuka puasa atau penghantar waktu sahur. Umat harus segera diselamatkan dari semua hal yang menjerumuskannya pada kesia-siaan dan kemaksiatan.
Keempat, Rasulullah SAW dan para sahabatnya memberikan contoh pada kita mengisi #Ramadhan dengan aktivitas perjuangan. Lapar dan haus tidak menghalangi baginda Nabi untuk terus berdakwah menyampaikan risalah #Islam dan meninggikan kalimat Allah SWT.
Kelima, dalam Al Baqarah [2] ayat 186 Allah SWT menyatakan bahwa Dia itu dekat dan akan mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo’a. Namun Rasulullah SAW bersumpah bahwa Allah tidak akan menjawab do’a ketika #dakwah (amar ma’ruf nahi munkar) tidak ditegakkan.
Selengkapnya http://hizbut-tahrir.or.id/2013/08/02/berdakwah-di-bulan-ramadhan/
Unknown
Follow Us